Sekolah
Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) merupakan media pembelajaran
langsung di lapangan bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
dalam mengenali potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan
dalam rangka peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Dalam SL-PTT
terdapat satu unit Laboratorium Lapangan (LL) yang merupakan bagian terfokus dari
kawasan sekolah lapang, berfungsi sebagai lokasi percontohan, tempat belajar
dan tempat praktek penerapan komponen teknologi PTT yang disusun dan diterapkan
oleh kelompoktani/petani peserta SL-PTT.
Persiapan Lahan :
·
pengolahan
tanah secara sempurna
·
Sebarkan
bahan organik dan benamkan gulma : efisiensi penggunaan pupuk organik sekitar
30 %
·
Bajak
menggunakan traktor, ternak, atau cangkul
·
Setelah
lahan digenangi dan tanah lunak, jadikan melumpur
·
Ratakan
lahan
·
Gali
saluran di pinggir untuk drainase
Seleksi benih :
·
Buat
larutan garam dengan perbandingan air : 5 liter + garam : 600 gram
·
Uji
larutan dengan telur fertil sampai melayang / terapung
·
Masukkan
benih ke dalam larutan, kemudian diaduk
·
Benih yang
melayang / terapung dibuang
·
Benih yang
bernas (tenggelam) dicuci, kemudian masukkan ke dalam karung
·
Rendam
benih selam sehari semalam
·
Tiriskan
benih dalam tempat lembab
·
Benih siap
disemaikan
Persemaian :
·
Buat
bedengan persemaian dengan lebar 1 - 1,5 m panjang disesuaikan dengan lahan
·
Untuk luas
tanam 1000 m2 diperlukan luas persemaian 40-50 m2, benih 2-2,5 kg
·
Campurkan
setiap meter persegi bedengan dengan 2 kg bahan organik seperti kompos, pupuk
kandang, pupuk daun, dan abu untuk memudahkan pencabutan bibit
·
Sebarkan
bibit padi merata ke semua bedengan
·
Lokasi
persemaian dengan dengan sumber air dan memiliki drainase yang baik
·
Lindungi
bibit dari serangan hama
Tanam :
·
Tanam
bibit umur muda : < 17 hari
·
Jumlah
bibit 1-3 batang/lubang, kedalaman 1-2 cm, dengan sistem jajar legowo 2, 4,
atau 6
·
Gunakan
jarak tanam minimal 20 x 20 cm
Pemupukan (rekomendasi umum) :
dosis pupuk tiap luas 1000 m2
Pupuk Dasar : sebelum / saat tanam
·
Pupuk
organik : 100 - 200 kg
·
Pupuk
Phonska : 15 kg
Susulan I : 20 hari setelah tanam
·
Pupuk
Phonska : 15 kg
·
Pupuk
Urea : 5 kg
Susulan II : 35 hari setelah tanam
Pupuk Urea : 5 kg
Untuk Pemupukan Spesifik Lokasi gunakan Piranti Lunak Pemupukan Padi Sawah Spesifikasi Lokasi
PUTS
Pengairan :
·
Lakukan
pergiliran air berselang 4 hari basah 3 hari kering dari fase tanam sampai fase
anakan maksimal (50 hari setelah tanam)
·
Mulai fase
pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus (50-85
hari setelah tanam)
·
10 - 15
hari sebelum panen, sawah dikeringkan
Penyiangan :
·
Gulma
dikendalikan mulai dengan pengolahan tanah, mengatur air dipetakan sawah,
menggunakan pupuk kompos
·
Pengendalian
dengan cara mekanis seperti gosrok dan tangan sangat dianjurkan
·
Menggunakan
herbisida apabila intensitas gulma sudah tinggi
Pengendalian Hama Penyakit :
PHT
·
Pengamatan
/ monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman secara rutin
·
Pengendalian
hama dan penyakit memperhitungkan faktor ekologi
Penanganan Panen dan Pasca Panen :
·
Panen
tepat waktu, jangan terlalu muda tapi juga jangan terlalu tua
·
Potong
padi dengan sabit bergerigi
·
Perontokan
dengan threser dialasi terpal
·
Gabah
dibersihkan, lalu jemur dengan alas terpal sampai kering
·
Kemas
gabah dengan karung, simpan di dalam gudang yang bebas hama serta sirkulasi
udara yang baik.
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar