SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI............

.........SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI............

Senin, 10 September 2012

Seri Pencapaian Surplus 10 juta ton Beras 2014: (8) Menekan Kehilangan Hasil Panen yang Masih 10-15%


Pasca Panen Padi
Ada dua hal yang pada umumnya menjadi penyebab kehilangan hasil yang paling dominan, yaitu umur panen dan perontokan yang kurang tepat.
Umur panen yang tepat bergantung kepada varietasnya. Secara umum, jika tanaman telah menguning 95%, sudah siap untuk dipanen.Tetapi untuk varietas yang mudah rontok, sebaiknya dipanen saat 90% pertanaman mulai menguning. Setelah dipanen, dianjurkan segera dirontokkan di tempat. Perontokan yang dianjurkan menggunakan mesin perontok, baik yang bertenaga mesin maupun yang bertenaga manusia (pedal). Selain itu, di bawah alat perontok dipasang alas terpal plastik untuk mencegah gabah yang terlempar menjadi hilang. Setelah segala daya upaya dan kurbanan untuk memproduksi padi, justru petani kehilangan hasil 10-15% hanya karena kekurang-cermatan



Beberapa jenis varietas unggul juga memiliki kekurangan, diantaranya adalah mudah rontoknya padi dan jumlah anakan banyak, sehingga menyebabkan kehilangan padi pada saat panen dan perontokan tinggi. Hal ini akan menyebabkan hasil produksi panen padi di tingkat masyarakat akan berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan penanganan pasca panen padi yang benar sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal.
Proses yang dilakukan dalam menerapkan Metode Menekan Kehilangan Hasil Padi tersebut adalah para petani harus diupayakan agar memahami dan mampu melakukan kegiatan penanganan pasca panen yang baik, caranya adalah para petani mengetahui tahapan pascapanen dengan penentuan umur panen padi. Lalu petani juga diharapkan mengetahui produk teknologi pertanian apa yang dapat menekan kehilangan hasil panen. Beberapa teknologi yang dapat menekan kehilangan hasil padi adalah Teknologi Penentuan Umur Panen (pengamatan visual dan pengamatan teoritis), Teknologi Pemanenan (alat pedal “thresher”, alat perontok “power thresher”), Penumpukan dan Pengumpulan Padi (menggunakan alas plastik), Teknologi Perontok (waktu antara pemotongan sampai perontokan, penggunaan alat mesin perontok), Teknologi Pengeringan (penjemuran dengan sinar matahari, menggunakan alat mesin pengering), Teknologi Penyimpanan (cara penyimpanannya, lama pennyimpanannya), Teknologi Penggilingan (alat penggiling, proses penggilingan), Kehilangan Kualitas/Penurunan Mutu (terjadi penundaan perontokan, penumpukan padi di sawah terlalu lama, keterlambatan dalam pengeringan, kondisi penyimpanan yang tidak memenuhi syarat), Kehilangan Nutrisi (Kesalahan dalam penanganan segar maupun penanganan selama penyimpanan). Selain itu pihak-pihak terkait (petani, buruh tani, kelompok tani, pengusaha, pemerintah daerah) juga diharapkan mampu menentukan langkah-langkah dalam menerapkan teknologi penekanan kehilangan hasil pasca panen, diantaranya adalah peningkatan kemampuan dan keterampilan petani, teknologi yang tepat sesuai dengan lokasi, pembentukan dan pemberdayaan kelompok, manajemen lapangan, pelatihan dan pembinaan SDM, pembinaan kelembagaan.
Jika semua dilakukan dengan tepat dan benar, maka diharapkan hasil produksi padi dan beras yang diperoleh oleh para petani khususnya di masa yang akan datang akan lebih meningkat dari hasil yang sebelumnya.

Sumber : http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/930/Balai Besar Penelitian Pasca Panen Pertanian (BB Pasca Panen Pertanian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar