oleh : Anik Rachmawati,SP,MMA
Salah satu faktor
penting untuk mencapai produktivitas tinggi tanaman padi adalah tanam bibit
muda (10–15 hari). Dengan catatan, rekomendasi itu tidak dianjurkan untuk
daerah endemik keong emas.
Petani umumnya tanam
bibit berumur 21–25 hari, sehingga enggan menanam bibit muda karena ukurannya
dianggap masih terlalu kecil. Oleh karena itulah, Ir. Rohmat Budiono, MP.,
salah seorang peneliti BPTP Jatim telah menemukan cara sederhana memacu
pertumbuhan bibit. Bibit yang dihasilkan meski baru berumur 10–15 hari,
ukurannya sama dengan umur 21 hari dengan cara biasa.
Pembibitan dapat
dilakukan dimana saja. Bahkan lebih dianjurkan dibuat di luar lahan sawah. Cara
penyiapan bibit di luar lahan sawah, buat bedengan, cukup dengan pembatas bambu
atau papan (seperti terlihat pada gambar). Kemudian masukkan campuran pasir dan
pupuk kandang setinggi 15 cm.
Proses pemeraman benih
dan penebarannya di bedengan dilakukan seperti biasa. Selanjutnya tutup
permukaan pembibitan dengan karung plastik putih (glangsi).
Setelah berumur 10
hari, tutup karung dibuka, sehingga bibit terkena sinar matahari langsung. Lima
hari kemudian (umur 15 hari), bibit sudah siap tanam dengan ukuran sama dengan
bibit umur 21 hari dengan cara biasa.
Teknik itu, selain
dapat memacu pertumbuhan bibit, juga dapat menghindari serangan hama tikus,
penggerek batang dan burung.
Mengapa tanam bibit
sebaiknya berumur muda (10–15 hari)?
Sebab, di pesemaian,
bibit mulai beranak pada umur 15 hari setelah sebar (HSS), sehingga menanam
bibit berumur lebih dari 21 HSS, sama dengan membiarkannya mengalami masa
beranak pada kondisi berdesakan di pesemaian. Hal itu akan mengurangi
kemampuannya beranak di lahan.
Oleh karena itu,
dengan umur bibit masih muda, cukup ditanam 1-2 bibit per titik tanam, sehingga
lebih hemat. Selama ini petani biasanya menanam 5 bahkan lebih per titik tanam.
Pertimbangannya, jika ditanam
umur 10-15 HSS dengan 1-2 bibit per titik tanam, jumlah anakan maksimalnya sama
dengan jika ditanam umur > 21 HSS dengan 5 bibit per titik tanam. Jadi
kenapa harus tanam lebih dari 2 bibit per titik tanam? (sumber BPTP Jawa Timur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar