SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI............

.........SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI............

Sabtu, 04 Mei 2013

BAHAN TAMBAHAN PANGAN


Disusun oleh Anik Rachmawati,SP,MMA   Manusia untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya umumnya selalu mengolah makanan dan bahan panqan  menjadi minuman, makanan.  Pengolahan tersebut ditujukan untuk memperoleh  masakan yang masak  dengan citarasa yang enak, tektur yang empuk dan penampilan yang  dikehendaki. Untuk memperoleh minuman/makanan tersebut manusia dengan menggunakan teknologi yang dikuasai,  juga menginginkan minuman/makanan yang diperoleh : aman, awet dan mempunyai mutu yang baik        . 

Jumat, 14 Desember 2012

MENYUSUN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN


A.      Latar Belakang
Efektivitas penyuluhan pertanian ditentukan oleh komponen-komponen dalam sistem penyuluhan pertanian, di antaranya yaitu materi penyuluhan pertanian. Materi yang efektif harus dipilih dan ditetapkan berdasarkan kebutuhan sasaran. Materi disusun dari berbagai sumber yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan, dan selanjutnya disajikan dalam format yang sistematis dan jelas. Dalam hal ini, dalam menyusun materi penyuluhan pertanian terdapat kaidah-kaidah yang harus diikuti oleh penyuluh pertanian. Berkaitan dengan itu, perlu pelatihan berkenaan dengan kompetensi menyusun materi penyuluhan pertanian.

B.      Tujuan
Tujuan menyusun materi penyuluhan pertanian yaitu:
1.    Mempersiapkan bahan materi penyuluhan pertanian.
2.    Memilih dan menetapkan materi penyuluhan pertanian
3.    Menyusun dan menyajikan materi penyuluhan pertanian.

C.      Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan menyusun materi penyuluhan pertanian meliputi: memahami pengertian dan tujuan menyusun materi penyuluhan pertanian; mengidentifikasi sumber-sumber materi penyuluhan pertanian; mengumpulkan dan menyiapkan bahan untuk penyusunan materi penyuluhan pertanian berdasarkan kebutuhan sasaran; mengelompokkan bahan penyusunan materi penyuluhan pertanian berdasarkan jenis usaha tani, kelompok sasaran, dan tujuan yang ingin dicapai; memilih dan menetapkan materi penyuluhan pertanian; dan menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis dan LPM.

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MENJADI TAMAN SAYUR YANG PRODUKTIF


Pada mulanya bertanam sayur di pekarangan hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dengan memanfaatkan halaman rumah yang tersisa, sehingga kegiatan ini banyak dikembangkan di pedesaan. Namun saat ini budaya bertanam sayuran di pekarangan ternyata juga disukai kalangan ibu rumah tangga di daerah perkotaan. Memang bukan untuk pemenuhan gizi keluarga yang jadi tujuan utama, melainkan lebih sekedar untuk menyalurkan hobi. Kegiatan ini cukup bermanfaat terutama jika kebutuhan rempah atau sayuran yang mendesak.
Daerah perkotaan ada yang sama sekali tidak memiliki lahan pekarangan maka bertanam sayuran dapat dilakukan di dalam pot atau dilakukan secara vertikultur. Dalam pemanfaatan pekarangan menjadi taman sayura sapek budidaya dari tanaman tetap harus diperhatiakan. Dengan demikian tujuan dari pemanfaatan pekarangan berapa pun luasannya akan memberikan hasil yang optimal.

Rabu, 12 September 2012

SL-PTT Padi (Ringkasan Materi)



Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) merupakan media pembelajaran langsung di lapangan bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan dalam rangka peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Dalam SL-PTT terdapat satu unit Laboratorium Lapangan (LL) yang merupakan bagian terfokus dari kawasan sekolah lapang, berfungsi sebagai lokasi percontohan, tempat belajar dan tempat praktek penerapan komponen teknologi PTT yang disusun dan diterapkan oleh kelompoktani/petani peserta SL-PTT.

Senin, 10 September 2012

Seri Pencapaian Surplus 10 juta ton Beras 2014: (9) ‘Pethek’, Teknik untuk Siasati Keterbatasan Daya Tampung Lantai Jemur






Kadang kala, ketika musim panen, daya tampung lantai jemur menjadi masalah dalam pengeringan padi  yang sudah dirontokkan menjadi gabah. Petani Lamongan punya cara yang unik untuk mengatasinya.
Caranya, saat tiba musim panen, tanaman padi dipotong seperti biasa. Kemudian, setiap 2-3 rumpun  diletakkan  di   atas bekas potongan rumpun (Jawa: singgang) tadi. Setelah dibiarkan 3 4 hari di sawah, 
segera lakukan perontok an dengan mesin perontok.
Hebatnya, tanpa dijemur lagi, gabah hasil “Pethek” dapat disimpan 3-4 bulan di gudang, dengan  kadar  air 17-20%.
Jumlah rumpun yang ditumpuk di atas singgang perlu betul-betul  diperhatikan.  Sebab,  kalau  lebih  dari   3 rumpun, tumpukan  menjadi  terlalu l embab  dan  dapat  mengundang  penyakit  atau  bisa  mengalami  proses pembusukan.
Tentu saja, hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah keamanan padi yang sudah dipotong. Sebab, potongan yang diletakkan di atas singgang beresiko hilang diambil orang-orang  yang  tidak  bertanggung  jawab.  (sumber BPTP Jawa Timur)


Seri Pencapaian Surplus 10 juta ton Beras 2014: (8) Menekan Kehilangan Hasil Panen yang Masih 10-15%


Pasca Panen Padi
Ada dua hal yang pada umumnya menjadi penyebab kehilangan hasil yang paling dominan, yaitu umur panen dan perontokan yang kurang tepat.
Umur panen yang tepat bergantung kepada varietasnya. Secara umum, jika tanaman telah menguning 95%, sudah siap untuk dipanen.Tetapi untuk varietas yang mudah rontok, sebaiknya dipanen saat 90% pertanaman mulai menguning. Setelah dipanen, dianjurkan segera dirontokkan di tempat. Perontokan yang dianjurkan menggunakan mesin perontok, baik yang bertenaga mesin maupun yang bertenaga manusia (pedal). Selain itu, di bawah alat perontok dipasang alas terpal plastik untuk mencegah gabah yang terlempar menjadi hilang. Setelah segala daya upaya dan kurbanan untuk memproduksi padi, justru petani kehilangan hasil 10-15% hanya karena kekurang-cermatan


Seri Pencapaian Surplus 10 juta ton Beras 2014: (7) Pengairan Berselang, Sudah Hemat Air, Tanaman Tumbuh Lebih Baik




Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk: 1) Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas; 2) Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam; 3) Mencegah timbulnya keracunan besi; 4) Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.