Bagan warna daun (BWD)
pertama kali dikembangkan di Jepang, dan kemudian peneliti-peneliti dari
Universitas Pertanian Zhejiang-Cina mengembangkan suatu BWD yang lebih baik dan
mengkalibrasinya untuk padi indica, japonica dan hibrida. Alat ini kemudiannya
menjadi model bagi BWD yang didistribusikan oleh Crop Resources and Management
Network (CREMNET) - IRRI untuk tanaman padi; suatu alat yang sederhana, mudah
digunakan, dan tidak mahal untuk menentukan waktu pemupukan N pada tanaman
padi. BWD ini merupakan alat yang cocok untuk mengoptimalkan penggunaan N,
dengan berbagai sumber pupuk N; pupuk-organik, pupuk-bio ataupun pupuk-kimia.
BWD terdiri dari empat warna hijau, dari hijau kekuningan (No. 2 pada kartu)
sampai hijau tua (No. 5 pada kartu). BWD tak dapat menunjukkan perbedaan warna
hijau daun yang terlalu kecil sebagaimana pada khlorofil meter (SPAD). Namun
BWD bisa dibandingkan dengan SPAD untuk menentukan ketepatan relatifnya dalam
menentukan status N tanaman padi (Gani, 2010).
Dari beberapa penelitian
yang dilakukan di Sukamandi, didapatkan korelasi dan regresi yang sangat nyata
secara statistik antara nilai-nilai BWD dan SPAD, karena itu nilai BWD dapat
digunakan untuk meregresikan nilai SPAD, pada berbagai musim, tipe tanah dan
varietas padi. Nampak bahwa pembacaan BWD dapat digunakan dengan ketepatan dan
validitas yang tinggi untuk mengukur warna daun.
Cara menggunakan BWD
Pilih daun termuda yang
telah kembang sempurna dan sehat dari suatu tanaman untuk pengukuran warna
daun. Warna daun ini sangat berhubungan dengan status N tanaman padi. Dari tiap
lahan, pilih 10 daun dari 10 tanaman yang dipilih secara random (lebih banyak
lebih baik) dan mewakili daerah penanaman. Pastikan memilih tanaman dalam suatu
area dimana populasi tanaman seragam
Ukur warna dari tiap
daun yang terpilih dengan memegang BWD dan menempatkan bagian tengah daun di
atas standar warna untuk dibandingkan. Selama pengukuran, tutupi daun yang
sedang diukur dengan badan karena pembacaan warna daun dipengaruhi oleh sudut
matahari dan intensitas cahaya matahari. Jangan memotong ataupun merusak daun,
dan bila mungkin sebaiknya pengukuran dilakukan oleh orang yang sama pada waktu
yang sama di hari-hari pengamatan.
Bila warna daun
nampaknya berada diantara dua standar warna, ambil rata-rata dari keduanya
sebagai pembacaan warna daun. Contoh; bila warna suatu daun padi terletak
antara No. 3 dan No. 4, maka bacaan warna daun adalah 3,5 (Gambar 1) .
Gambar 1. Bagan Warna Daun (BWD)
Penggunaan BWD sebagai Acuan Pemupukan
Lanjutkan
pengambilan/pembacaanpada interval waktu 7-10 hari sampai 50 HST, atau sampai
10% pembungaan pada hibrida dan padi tipe baru (PTB) (Gani, 2010).
Penggunaan BWD untuk menentukan waktu aplikasi pupuk N bisa dilakukan dengan 2
cara, yaitu waktu tetap (fixed
time) dan waktu sebenarnya (real time).
1. Cara penggunaan BWD waktu tetap (fixed time)
Pembacaan BWD hanya
dilakukan menjelang pemupukan kedua (tahap anakan aktif, 23 – 28 HST) dan
pemupukan ketiga (tahap primordia, 38 – 42 HST), dengan tujuan untuk
menghaluskan dosis pupuk yang ditetapkan. Jika nilai pembacaan BWD berada di
bawah nilai kritis (<4 25="25" atas="atas" bwd="bwd" dari="dari" di="di" diberikan="diberikan" dinaikkan="dinaikkan" ditetapkan.="ditetapkan." dosis="dosis" hasil="hasil" jika="jika" jumlah="jumlah" kritis="kritis" maka="maka" n="n" nilai="nilai" pembacaan="pembacaan" pupuk="pupuk" sebaliknya="sebaliknya" sekitar="sekitar" sudah="sudah" yang="yang">4,0), maka dosis pupuk N yang diberikan dikurangi
sekitar 25% dari jumlah yang sudah ditetapkan. Contoh waktu tetap : 4>
2. Cara Penggunaan BWD waktu setempat
(real time)
·
Pada saat pemupukan dasar (pupuk N) belum
diperlukan pembacaan BWD. Pemupukan dasar biasanya dilakukan sebelum 14 HST
dengan dosis 50 – 75 kg urea/ha. Pembacaan BWD mulai sekitar 25 HST untuk padi
tanam pindah.
·
Pengukuran tingkat kehijauan daun padi
dengan BWD dimulai pada saat tanaman berumur 25 – 28 HST. Pengukuran
dilanjutkan setiap 7 – 10 hari sekali, sampai tanaman dalam kondisi bunting
atau fase primordia. Cara ini berlaku bagi varietas unggul biasa. Khusus untuk
padi hibrida dan Padi Tipe Baru (PTB), pengukuran tingkat kehijauan daun
tanaman dilakukan sampai tanaman berbunga 10%.
·
Pilih secara acak 10 rumpun tanaman sehat
pada hamparan yang seragam, lalu pilih daun teratas yang telah membuka penuh
pada satu rumpun.
·
Letakkan bagian tengah daun di atas BWD,
lalu bandingkan warna daun tersebut dengan skala warna pada BWD.
·
Pada saat mengukur daun tanaman dengan
BWD, sebaiknya tidak menghadap sinar matahari, karena dapat mempengaruhi nilai
pengukuran.
·
Bila memungkinkan setiap pengukuran
dilakukan pada waktu dan oleh orang yang sama, untuk menghindari perbedaan
pembacaan skala warna BWD.
·
Jika lebih dari 5 sampai 10 daun yang
diamati warnannya dalam batas kritis atau dengan nilai rata-rata < 4,0 maka
tanaman perlu segera dipupuk N dengan dosis sesuai rekomendasi pada daerah
setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar