SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI............

.........SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI............

Jumat, 30 Desember 2011

PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI Peraturan Mentan No 273/Kpts/OT.160/2007

I.       PENGERTIAN

1.      Kelompok Tani
Adalah kumpulan petani/nak/bun yang dibentuk atas dasar kesamaan  kepentingan, kondisi lingkungan  (sosek dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha keluarga.

2.      Kontak Tani
Adalah Ketua/ mantan Ketua Klp Tani yang masih aktif sebagai anggota Kelp. Tani dan diakui kepemimpinannya  dalam menggerakkan petani anggota untuk pengembangan usahanya.

3.      Gabungan Kelompok Tani
Adalah kumpulan beberapa Kelp. Tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha

TEHNOLOGI BUDIDAYA TUMPANGSARI BAWANG MERAH DAN LOMBOK BESAR DILUAR MUSIM

DISUSUN OLEH ANIK RACHMAWATI,SP,MMA

PENDAHULUAN

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran dataran rendah yang sering menyebabkan terjadinya peningkatan laju inflasi pada saat “off season” (luar musim panen).  Fluktuasi harga bawang merah disebabkan tidak adanya kesinambungan produksi dan pasokan barang dipasar.  Karena kebutuhan bawang merah segar diperlukan sepanjang tahun maka teknologi produksi diluar musim harus dikembangkan  pada daerah produksi yang bersifat spesifik lokasi. Berb`gai upaya budidaya  dilakukan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi guna mengatasi kekurangan pasokan pada bulan-bulan tertentu. Untuk menghindari kegagalan  usaha ada upaya yang dianjurkan  yaitu dengan menanam secara tumpangsari Tehnologi budidaya tumpangsari  dapat diterapkan pada tanaman bawang merah   ( Allium ascalonicum.L ) dan tanaman Lombok besar ( Capsicum annum.L ) dengan tujuan untuk memanfaatkan secara optimal lahan yang tersedia, sehingga pendapatan petani dapat meningkat

Tehnologi budidaya bawang merah diluar musim

Oleh Anik Rachmawati,SP,MMA

PENDAHULUAN
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran dataran rendah yang sering menyebabkan terjadinya peningkatan laju inflasi pada saat “off season” (luar musim panen). Fluktuasi harga bawang merah disebabkan tidak adanya kesinambungan produksi dan pasokan barang dipasar. Karena kebutuhan bawang merah segar diperlukan sepanjang tahun maka teknologi produksi diluar musim harus dikembangkan pada daerah produksi yang bersifat spesifik lokasi. Berbagai upaya budidaya dilakukan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi guna mengatasi kekurangan pasokan pada bulan-bulan tertentu.

TEHNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DILUAR MUSIM
Masalah utama usaha tani bawang merah diluar musim adalah tingginya resiko kegagalan panen karena tingginya serangan hama dan penyakit. Untuk menjamin keberhasilan penanaman diluar musim harus memperhatikan varietas yang digunakan, cara tanam yang sesuai, pemupukan efisien, pengendalian hama dan penyakit yang efektif, drainase yang baik serta pemeliharaan yang intensif.

Varietas yang digunakan
Untuk tanaman bawang merah salah satu varietas yang dianjurkan adalah varietas Lokal bawang biru karena cukup tahan terhadap serangan hama penyakit dan hama serta mempunyai daun yang lebih tebal sehingga daun tidak mudah rusak bila terkena air hujan..

TANAM SISTIM JAJAR LEGOWO


oleh : Anik Rachmawati,SP,MMA

PRINSIP
·         Meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam.
·         Memanipulasi lokasi tanaman a seolah-olah tanaman padi menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak.

TEKNIK PENERAPAN 
1.   Pembuatan Baris Tanam 
Persiapkan alat garis tanam dengan ukuran jarak tanam yang dikehendaki. Bahan untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu atau bahan lain yang tersedia serta biaya terjangkau. Lahan sawah yang telah siap ditanami, 1-2 hari sebelumnya dilakukan pembuangan air sehingga lahan dalam keadaan macak-macak. Ratakan dan datarkan sebaik mungkin. Selanjutnya dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan jelas dengan cara menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya serta dibantu dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lahan. 
2.   Tanam 
Umur bibit padi yang digunakan sebaiknya kurang dari 21 hari. Gunakan 1-3 bibit per lubang tanam pada perpotongan garis yang sudah terbentuk. Cara laju tanam sebaiknya maju agar perpotongan garis untuk lubang tanam bisa terlihat dengan jelas. Namun apabila kebiasaan tanam mundur juga tidak menjadi masalah, yang penting populasi tanaman yang ditanam dapat terpenuhi. Pada alur pinggir kiri dan kanan dari setiap barisan legowo, populasi tanaman ditambah dengan cara menyisipkan tanaman di antara 2 lubang tanam yang tersedia. 

Budidaya Markisa Yang Dapat Menguntungkan



disusun oleh Anik Rachmawati,SP,MMA
Tanaman markisa (passifloraceae) berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis. Saat ini terdapat lebih dari 400 spesies yang mana dari jumlah tersebut sekurang-kurangnya 50 di antaranya dapat dikonsumsi buahnya. Di antara spesies tersebut yang banyak dibudidayakan secara komersial adalah markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims) dan markisa kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa Degner). Nama lain buah markisa di luar negeri adalah passion fruit, granadilla, purple granadilla, yellow granadilla fruit atau meracuja.
Jenis tanaman markisa yang dimaksud dalam lending model ini adalah markisa asam untuk industri yaitu markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims)

Senin, 26 Desember 2011

Teknologi Budidaya Jagung Hibrida


Jagung hibrida Bima produksi Balitsereal,Maros



Jagung hibrida mempunyai potensi hasil yang tinggi.  Potensi hasil tersebut dapat dimaksimalkan apabila selama budidayanya kita dapat memberikan lingkungan produksi yang optimal bagi tumbuh kembangnya tanaman.  Oleh karena itu jagung hibrida memerlukan komponen teknlogi produksi yang optimal yang perlu kita persiapkan sebelum kita menngusahakan jagung hibrida.
Pada saat ini Indonesia sudah mampu memproduksi benih jagung hibrida dengan produksi yang tidak kalah dengan benih jagung hibrida impor.  Benih-benih jagung hibrida dalam negeri ini sebagian besar diprosuksi oleh Balai Penelitian Sereal (BALLITSEREAL) Maros.  Jenisnya anatara lain Bima 1 sampai Bima 11.

RAKITAN TEHNOLOGI PENGOLAHAN TEPUNG KASAVA


I.                   PENDAHULUAN

Produksi ubi kayu di Jawa Timur  sepuluh tahun terakhir meningkat rata-rata 1,33 %, pada tahu 2004 luas panen mencapai sekitar 400.000 ha, produktivitas 12,6 ton/ ha dengan produksi  3,6 juta ton dan pada tahun 2002 luas panen 250 ribu ha (-11%) prodiktivitas 15,8 (2,33 %) ton/ha dan produksi mencapai 4,0 juta ton ( 1,33 %)
Uni kayu di Indonesia digunakan untuk bahan pangan sebesar 55 % untuk bahan pakan 1,8 % untuk industri non pakan 8,5 %, untuk tapioca 19,8 % dan untuk keperluan ekspor 14,8 % ( Cahyadi 1989 dalam Romli 2003)
Dalam memaksimlkan potensi sumber pangan local, ubi kayu merupakan komoditi yang memiliki keunggulan sebagai pendukung klestarian ketahanan pangan. Hal ini ditunjang oleh potensi produksi yang tinggio dan memiliki kemampuan untuk diolah menjadi produk-produk yang lebih berkualitas, sehingga selain menunjang diversifikasi pangan juga dapat menumbuhkan dan mendorong pengembangan agroindustri di pedesaan.
Tepung  merupakan bahan pangan yang awet disimpan dan bersifat luwes untuk diolah menjadi berbagai jenis produk makanan. Secara komersial bentuk tepung mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam sisem agroindustri. Oleh karena itu perlu dilakukan perakitan tehnologipengolahan tepung cassava/ ubikayu. Pengembangan paket teknologi pengolahan tepung yng berasal dari penelitian maupun teknologi setempat diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi produk petanian yang ada. Teknologi produksi tepung kasava menggunakan metode yang dihasilkan oleh Darmadjati,et.al, ( 1994 )
Pengembanagan tepung kasava diharapkan akan meningkatkan nilai rebut tawar (bargaining position) dari petani. Petani dapat memperpanjang  masa  jual, mengubah pola petik jual menjadi petik olah jual. Hal ini akan memberikan nilai tambah ekonomi, social dan kegunaan. Dari sisi kegunan, bentuk tepung  nilai gunanya lebih luas  disbanding dalam bentuk segar, namun masih diperlukan sosialisasi dan perluasan penyebaran sasaran rumah tangga, yang realisasinya pada penekanan promosi ( Rozi,2002, komunikasi pribadi). Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan  nilai social komoditas tersebut, baik dalam bentuk tepung maupun produk olahannya.